} -->
AMG clinic, ditangani Terapis berpengalaman lebih dari 10 tahun. Terdaftar di YAYASAN AUTIS INDONESIA. Pernah Menjadi Nara Sumber dalam Acara "Diary Bunda" ANTV, info lengkap klik disini
Anda Juga dapat mengakses www.amgclinic.com

Mengapa Autisme Sering Dialami Anak Laki-laki?

Kompas.com- Studi-studi terbaru mulai menguak misteri mengapa autisme empat kali lebih sering dialami anak laki-laki dibanding anak perempuan.

Penelitian menunjukkan bahwa hormon testosteron dan estrogen memiliki efek bertolak belakang pada gen yang disebut RORA. Pada sel saraf, testosteron akan menurunkan kemampuan sel untuk berekspresi atau menghidupkan gen RORA. Sebaliknya, estrogen akan menaikkan kemampuan sel.

"Autisme sangat dipengaruhi oleh jenis kelamin. Dari penelitian diketahui tingginya kadar testosteron pada janin beresiko tinggi menyebabkan anak autisme," kata ketua peneliti Valerie Hu, pakar biokimia dan biologi molekuler dari Universitas George Washington.

Normalnya, tugas RORA di dalam sel adalah menghidupkan gen lain. Ketika sel memiliki kadar testosteron yang tinggi, kadar RORA akan menurun sehingga memengaruhi setiap gen yang seharusnya dihidupkan oleh RORA. Pengetahuan ini didapatkan dari riset pada sel saraf yang ditumbuhkan di laboratorium.

Penelitian memang tidak menunjukkan bahwa level RORA yang rendah akan menyebabkan autisme selain kaitan antara kondisi tersebut.

Beberapa penelitian telah menunjukkan defisiensi RORA bisa menjelaskan berbagai aspek yang terlihat pada anak autisme. Misalnya saja gen itu seharusnya melindungi sel saraf dari dampak stres dan inflamasi. Stres dan inflamasi biasa ditemui pada otak anak yang autisme.

Riset juga menunjukan jaringan otak anak yang autis mengandung RORA lebih sedikit dibanding anak yang sehat. RORA juga dipercaya membantu ritme sirkadian tubuh. Itu sebabnya anak yang autis sering mengalami gangguan tidur.

Berbeda dengan testosteron, estrogen akan meningkatkan kadar RORA di dalam sel. "Ini berarti janin perempuan akan terlindung dari autisme," kata Hu.

Memang RORA bukan gen tunggal yang terlibat dalam kejadian autisme, namun menurut Hu peranan RORA sangat penting.
Sumber :
LiveScience